TIDAK SAYANG LINGKUNGAN. APA KATA DUNIA?
PERADABAN terus
berjalan meninggalkan jejak hidup manusia.
Tanpa naluri perasaan dan logika, manusia akan kehilangan eksistensinya yang terbang bersama kekejaman dunia materialistis. Di tengah derasnya arus budaya modernisasi teknologi dan kebiasaan hidup mewah dan berfoya-foya.
Segala cara dilakukan manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Termasuk kegiatan menebang pohon secara liar, banyak para pembalak liar yang menjadi oknum-oknum pelaku penebangan liar yang kini kian marak terjadi. Kebanyakan dari mereka tidak mempertimbangkan keseimbangan ekosistem hutan itu sendiri, hanya mementingkan kepentinganya tanpa melakukan sistem tebang pilih. Akhirnya hutan gundul dan rusaknya ekosistem hutan.
Tanpa naluri perasaan dan logika, manusia akan kehilangan eksistensinya yang terbang bersama kekejaman dunia materialistis. Di tengah derasnya arus budaya modernisasi teknologi dan kebiasaan hidup mewah dan berfoya-foya.
Segala cara dilakukan manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Termasuk kegiatan menebang pohon secara liar, banyak para pembalak liar yang menjadi oknum-oknum pelaku penebangan liar yang kini kian marak terjadi. Kebanyakan dari mereka tidak mempertimbangkan keseimbangan ekosistem hutan itu sendiri, hanya mementingkan kepentinganya tanpa melakukan sistem tebang pilih. Akhirnya hutan gundul dan rusaknya ekosistem hutan.
Contoh sikap seperti
itu merupakan salah satu bukti munculnya sikap tidak sayang terhadap
lingkungan. Baik lingkungan sekitar maupun lingkungan yang jauh dari tempat
tinggal kita seperti hutan, yang masyarakat jawa tidak dapat melihat langsung. karena di jawa sendiri tidak ada hutan seperti di pulau kalimantan. Hutan merupakan
paru-paru dunia. Tapi bagaimana mungkin kita dapat menjaga hutan yang jauh dari
jangkauan mata kita?
Bila hal kecil yang
dapat kita lakukan untuk menjaga lingkungan di sekitar kita saja masih sangat
sulit untuk di biasakan. Apalagi hutan?
Membuang sampah masih
di sungai, di selokan, bahkan sempat menyumbat saluran air. Atau mungkin masih
banyak orang yang justru membakar sampah rumah tangga agar tidak membuangnya di
perairan setempat. Wah, hal itu juga tidak baik bagi kesehatan. Selain
mencemari udara dengan asap hasil pembakaran. Plastik yang di bakar juga
menghasilkan gas buang CO yang dapat mengganggu kesehatan manusia, bahkan hingga berdampak kematian.
Selain membuang
sampah, setiap harinya kita juga masih membuang-buang energi untuk hal yang
kurang bermanfaat. Lebih baik kita mencari sumber-sumber energi alternatif
untuk di manfaatkan, dari pada malah menghambur-hamburkan energy yang ada.
Mematikan peralatan listrik yang sudah tidak di gunakan, ikut melakukan
perubahan besar dari perlakuan kecil.
Kita juga harus
peduli dengan keberadaan udara bebas polusi, bukannya kita semakin bangga
membeli berbagai merek kendaraan bermotor yang jelas-jelas hal itu menjadikan
bertambahnya kadar polusi udara di lingkungan sekitar kita. Mulai sekarang
bercermin di era tradisional, memakai kendaraan bebas minyak. Seperti sepeda dan becak, selain hemat energi, kita juga dapat sekaligus berolahraga.
Apakah kebiasaan itu
dapat mempertahankan fungsi hutan sabagai paru-paru dunia?
Atau bahkan kita juga
belum memperhatikan bagaimana kondisi alam kita di masa mendatang bila kita
perlahan menghancurkannya? Apa kata dunia? Apa kita akan membiarkan jaman
mengikis dunia indah ini? Nikmat amazing Tuhan ini? Tidak demikian kan? Maka
dari itu go green! Go green! Kalau tidak dari sekarang lalu mulai kapan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar