Rabu, 16 Januari 2013

Let's start to disscus "Pemulung"

Assalamualaikum viewers ..
Gimana kabar kalian? Sehat kan? Alhamdulillah.
Jadi gini, di postingan ini saya akan mengajak para pengunjung, untuk berdiskusi tentang Pemulung.
Hmm, apa yang ada dibayangan readers kalo denger kata "Pemulung" ??? Orang miskin? Kumel? Orang yang ga penting? Orang yang berteman dengan sampah? Lalu apa yang ada dibayangan kalian tentang "Pekerjaan para Pemulung (Memulung) " ??? Berteman dengan sampah? Memilih sampah-sampah yang dapat dijual? Mencari Uang di tempat sampah? Atau seperti apa?

Pemulung . . . tragis, banyak kini Warn tentang Pemulung, apa ? tau gak ? Iya, Jadi Pemulung itu dapet Warn dari Dusun atau Desa tertentu, gini nih bunyinya : " Pemulung Dilarang Masuk "

Pemulung adalah orang pekerjaannya memulung, memunguti sampah yang layak dijual, di timbang dan uangnya bisa buat kehidupan keluarga si pemulung kan!
Sebelumnya masing-masing dari kita tau lah alasan orang-orang memberi Warn kayak gitu, Secara pemulung itu famous dengan Miskin, mungkin dikepala mereka Pemulung bisa saja mencuri, Pemulung juga famous dengan sebutan Kucel, Kumel, Jelek, Bau dll lahh-_- Itu gak berperi kemanusiaan banget sumfah. Haha, kalo tentang pemulung bisa nekat ngelakuin Criminal Action itu tergantung sihh, tergantung dari masing-masing pemulung, maksudku kita gatau kan apa yang mereka fikir, mereka punya alasan terhadap tindakan mereka, umm, maklum juga kalo para pemulung bisa sampe nekat gitu, taulah pasti alasannya. Mirisnya, pemulung yang mencuri membuat nama baik pemulung yang tidak mencuri juga ikut tercemar, ya dipandangan kita, jadinya semua pemulung itu mencuri kaan? Ya inilah Hidup. Miris.
Nah, kalo dipandang oleh anak anak polos yang belum ngerti apa-apa yaampuuun, unyu deh pokoknya. Pasti pada gatega liat pemulung, apalagi kalo udah nenek yang bertindak u,u Ibu ibu yang memanfaatkan anaknya-_- dan lain lain. Taulah pasti anak-anak itu hatinya masih bersih gakayak orang gedhe *eh haha, Anak - anak Ibanya masih maximal pokoknya Extra Ordinary(?)

Langsung saja ya.
Dibalik itu semua, itu semua refers to Embel-embel tentang pemulung diatas, "Percuma keren, Berpenampilan Gadget tapi, Nihil Kontribusi terhadap Bumi" Wwkwk, bisa juga itu ejekan buat nyindir pejabat bergedung 13 yang ENOL Kontribusinya terhadap Bumi.
taugasih taugasih? hey hey taugak? Sebagai Manusia, Kita kan ada salah ada benar, ada buruk ada baik, ada sama ada beda, Nah, kita terapkan kesini, bolehlah kita selalu waspada terhadap sisi negatife Pemulung yang kuurai diatas, tapi, jangan lupain sisi positifnya donk, hoho, hayoo sebagai Manusia biasa yaa, ada salah ada baik.
Sisi positifnya si Pemulung itu bagus loohh, bagus bgt malah, jarang ada sifat kyk gini. wkw, Jadi, dijaman yang serba "Wah" serba Internet serba Game Laptop, Tablet dsb. Mana ada sih orang yang peduli liat sampah didepan mata-_- Iyagak? Iyakaaan? Hayoo jujur! Oke. SAMA! hehe, jujur itu baik. Tapi, sebisa mungkin aku merubah kebiasaanku kok :)
Pemulung itu memulung, barang-barang yang ada harganya, maksudku yang bisa dijual ditimbang dan diuangkan. Bukan Emas lohh ya yang hanya bisa dijual. Tapi, apa? IYA SAMPAH! Pemulung kan? SAMPAH! Mereka makan dari hasil mereka mencari SAMPAH! Bukankah itu baik sekali untuk Bumi kita, ditengah deru globalisasi yang membabi buta. Iyakaaan? Yaps. Pemulung itu pekerjaan yang mulia ya, digaris bawahi yaa, Mulia. Karena apa? Try to thinking! Ya coba kalo semua Manusia kaya, terus gada yang kerjaannya mulung yowes rampung, bumi pasti isinya cuma sampah. Mungkin Tuhan memang Adil :') *lohh?

*uhuk. Mending liat ini dulu ya :

Disamping adalah gambar pemulung sedang memunguti sampah, untuk dijual.












Terlihat jelas gambar disamping adalah gambar pemulung yang sedang menggendong hasil ia memunguti sampahnya.














Bagaimana dengan gambar disamping? anak yang seharusnya mendapat pendidikan sepertiku harus merasakan kerja seperti itu :"' Miris sekali. Bahkan bukan hanya orang dewasa saja, anak seperti gambar disamping juga harus merasakan pekerjaan memulung.











Nah, dilihat dari gambar diatas, Pemulung itu tidak terlalu buruk, ada sisi positife mereka yang benar-benar langka di jaman sekarang ini. Mari memandang kedua sisi, Positife dan Negatife. Hargai positifnya dan waspada untuk negatifnya. Dari pemulung banyak yang bisa kita ambil, contohnya marilah kita melihat dari sisi pekerjaannya yang memulung, dapat kita ambil untuk kebaikannya memunguti sampah, membuat sampah menjadi hilang, berkurang. Pemulung sangat membantu proses pemulihan Bumi kembali ke Nature. Kembali Green dan Kembali Indah nan elok permai (?) Nah, darisitulah sebaiknya kita belajar, arti bersyukur, memanfaatkan keadaan dan kepunyaan alam dengan baik, menjaga kelestarian lingkungan, mengubah hidup yang biasa membuang sampah yang tidak pada tempatnya menjadi rapih ditempatnya sampah berada.
Mungkin itu yang dapat saya sampaikan, sekian dari saya. Wassalamualaikum.

Senin, 14 Januari 2013

LET'S GO GREEN!



TIDAK SAYANG LINGKUNGAN. APA KATA DUNIA?

PERADABAN terus berjalan meninggalkan jejak hidup manusia. 
Tanpa naluri perasaan dan logika, manusia akan kehilangan eksistensinya yang terbang bersama kekejaman dunia materialistis. Di tengah derasnya arus budaya modernisasi teknologi dan kebiasaan hidup mewah dan berfoya-foya.





 Segala cara dilakukan manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Termasuk kegiatan menebang pohon secara liar, banyak para pembalak liar yang menjadi oknum-oknum pelaku penebangan liar yang kini kian marak terjadi. Kebanyakan dari mereka tidak mempertimbangkan keseimbangan ekosistem hutan itu sendiri, hanya mementingkan kepentinganya tanpa melakukan sistem tebang pilih. Akhirnya hutan gundul dan rusaknya ekosistem hutan.






Contoh sikap seperti itu merupakan salah satu bukti munculnya sikap tidak sayang terhadap lingkungan. Baik lingkungan sekitar maupun lingkungan yang jauh dari tempat tinggal kita seperti hutan, yang masyarakat jawa tidak dapat melihat langsung. karena di jawa sendiri tidak ada hutan seperti di pulau kalimantan. Hutan merupakan paru-paru dunia. Tapi bagaimana mungkin kita dapat menjaga hutan yang jauh dari jangkauan mata kita?
Bila hal kecil yang dapat kita lakukan untuk menjaga lingkungan di sekitar kita saja masih sangat sulit untuk di biasakan. Apalagi hutan?




Membuang sampah masih di sungai, di selokan, bahkan sempat menyumbat saluran air. Atau mungkin masih banyak orang yang justru membakar sampah rumah tangga agar tidak membuangnya di perairan setempat. Wah, hal itu juga tidak baik bagi kesehatan. Selain mencemari udara dengan asap hasil pembakaran. Plastik yang di bakar juga menghasilkan gas buang CO yang dapat mengganggu kesehatan manusia, bahkan hingga berdampak kematian.


Selain membuang sampah, setiap harinya kita juga masih membuang-buang energi untuk hal yang kurang bermanfaat. Lebih baik kita mencari sumber-sumber energi alternatif untuk di manfaatkan, dari pada malah menghambur-hamburkan energy yang ada. Mematikan peralatan listrik yang sudah tidak di gunakan, ikut melakukan perubahan besar dari perlakuan kecil.



Kita juga harus peduli dengan keberadaan udara bebas polusi, bukannya kita semakin bangga membeli berbagai merek kendaraan bermotor yang jelas-jelas hal itu menjadikan bertambahnya kadar polusi udara di lingkungan sekitar kita. Mulai sekarang bercermin di era tradisional, memakai kendaraan bebas minyak. Seperti sepeda dan becak, selain hemat energi, kita juga dapat sekaligus berolahraga.



Apakah kebiasaan itu dapat mempertahankan fungsi hutan sabagai paru-paru dunia?

Atau bahkan kita juga belum memperhatikan bagaimana kondisi alam kita di masa mendatang bila kita perlahan menghancurkannya? Apa kata dunia? Apa kita akan membiarkan jaman mengikis dunia indah ini? Nikmat amazing Tuhan ini? Tidak demikian kan? Maka dari itu go green! Go green! Kalau tidak dari sekarang lalu mulai kapan?